Cegah Corona

Stay at Home, Pakai Masker, Jaga Jarak, Cuci Tangan Selalu

My Blog List

Menuliskan 'Jawaban' atau 'Alternatif Jawaban'

Sebagai guru matematika, hampir setiap mengajar, kita akan berhadapan dengan soal dan jawaban. Baik bentuknya asesmen formatif atau asesmen sumatif jika kita menggunakan istilah dalam kurikulum merdeka. Namun ada hal yang kurang menjadi perhatian kita terhadap penggunaan kata jawaban.Apakah ada yang kurang?


Mari kita lihat. Setiap Bapak/Ibu menuliskan jawaban setiap soal, kira2 ada berapa cara menjawab? Lebih dari satu ataukah hanya satu saja? Saya yakin bahwa Bapak/Ibu tentu akan memilih lebih dari satu jawaban.


Semakin tinggi kemampuan kita, akan semakin banyak pilihan cara menjawab. Kadang 1 soal bisa dikerjakan dgn aljabar, pola, atau geometri. Bahkan hanya dengan cara aljabar saja bisa bervariasi. 


Tidak mengherankan pembuktian teorema pythagoras ada yg sampai menuliskan lebih dari 30 cara. Unik bukan? Ya.


OK, kita kembali. Ketika Bapak/Ibu menuliskan jawaban di papan tulis untuk dibahas. Apakah semua cara menjawab dituliskan semua? Tentu saja kemungkinannya kecil. Yang sangat mungkin adalah menuliskan hanya dengan 1 cara yg disesuaikan dgn materi yg baru saja dibelajarkan, atau 2 sampai 3 cara saja, krn alasan efisiensi waktu tentunya.


Ternyata, Bapak/Ibu juga sering menjumpai ada siswa yg memiliki cara menjawab yg unik, namun bisa dipertanggungjawabkan (bukan kebetulan cocok).

Nah, ternyata 1 soal bisa memiliki beragam cara menjawab dari guru dan dari siswa meskipun jawaban benarnya 1.


Lalu apa hubungannya dengan judul? Hanya saja dalam praktik di ruang kelas, kita menuliskan menggunakan kata 'jawab' ,'penyelesaian','jawaban', 'solusi', atau semisal. Padahal kita yakin bahwa ada cara menjawab lain yg tidak dituliskan. Ada yang salah?

Pemilihan terminologi kata ternyata punya dampak, kalau mau kita rasakan.


Ketika kita memilih pilihan kata 'alternatif jawaban', ini berarti masih ada cara lain, meskipun tidak diutarakan. Dengan begitu, membuka proses berpikir mencari jawaban lainnya baik dari siswa atau orangtua siswa ketika membersamai belajar matematika dengan anaknya.


Yang berikutnya, pemilihan 'alternatif jawaban' secara tidak langsung membuka mindset berpikir terbuka bahwa ada solusi lain selain yg dituliskan. 


Sehingga siswa lebih nyaman dengan cara menjawab yg ternyata lain dari gurunya. 


Selamat memilih.

Ketidaksamaan dan Pertidaksamaan, Tahukah Kamu Perbedaannya ?

Barangkali kita sebagai guru matematika pernah menjumpai 2 kata di atas. Naaah, ternyata sebagian bpk ibu guru menyikapi kedua kata di atas, sedikitnya ada 4 hal terkait ;

(1) keduanya sama

(2) saya tdk mempermasalahkan kedua penamaan tersebut

(3) saya selama ini tdk membedakan

(4) keduanya berbeda


Mana yg bpk ibu pilih?

Sebenarnya kedua kata di atas adalah sesuatu yg berbeda dan harus dibedakan.


Lalu apa perbedaannya?


Ketidaksamaan atau ketaksamaan itu adalah pernyataan yg memuat simbol atau dapat disimbolkan dengan (<,>,< , >) sehingga bernilai benar atau salah, tp tidak  keduanya.

Contoh :

4-3>2 (bernilai salah)

-3x4-2<0 (bernilai benar)

Suhu ruangan ini 20°C sehingga suhunya kurang dari suhu 30°C.


Sedangkan pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yg masih memuat variabel beserta simbol ketidaksamaan.

Pertidaksamaan inilah yg nantinya akan diselesaikan.

Contoh :

2p + 5 < 3

Siswa tuntas matematika jika memiliki nilai minimum 70.

dst


Nah, sekarang sdh tahu kan? 

Semoga mencerahkan.


Bagaimana Menyusun Asesmen Diagnostik Kurikulum Merdeka #asesmen #diagno...